PERAN PERSONALIA DALAM ORGANISASI
DisusunOleh :
NAMA :
SEFTIA DEWI AYU NINGTIAS
NIM : 111311013
JURUSAN :
AKUNTANSI
SEMESTER : III
TUGAS : PERILAKU ORGANISASI
JL.CitrarayaUtama
Barat Blok I 10 no.27,29,30,46,48
GriyaHarsa II
Citra Raya,CikupaTangerang 15710
Telp. 021
5963015,021 70247554
Fax. 021
59402068
Email :stieppi@yahoo.com
Web :www.stieppi.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalahyang berjudul Peran personalia dalam organisasi Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas Perilaku
keorganisasian.Saya juga bersyukur atas berkatrezekidankesehatan yang diberikan
kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari
buku referensi dan sumber informasi lainnya.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini menjadi lebih baik lagi.Oleh karena itu saya mohon bantuan dari dosen.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon
maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terimakasih.
Tangerang, Desember 2012
Seftia Dewi Ayu n
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..……i
DAFTAR ISI……...……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakangMasalah…………………………………………………………..1
- RuangLingkupMasalah………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Personalia………………………………..........................3
- Fungsi Manajemen Personalia…………..……………………………………......4
- Proses Mekanisme Manajemen Personalia…………………………………….....8
- Pembagian Kerja Fungsi dan Lingkup manajemen Personalia/HRD...................37
- Tujuan Perusahaan Membutuhkan Manajemen Sumber Daya Manusia………..38
- Pengendalian Personalia…………………………..………………………..........41
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ……………………………………………………………….…….43
B.
Saran…………………………………………….………………………............44
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….…....45
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Keberadaan tenaga kerja sebagai
salah satu faktor produksi sangat penting artinya bagi organisasi. Dalam
perkembangannya, organisasi akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang
semakin kompleks, dengan demikian pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan
secara profesional oleh departemen tersendiri dalam suatu organisasi,
yaitu Human Resource Departemen (Manajemen Sumber Daya Manusia). Manajemen
Sumber Daya Manusia atau yang lebih dikenal dengan Manajemen Personalia adalah
manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia atau dalam
kepegawaiaan.
Manajemen personalia adalah suatu
ilmu dan seni untuk melaksanakan antara lain planning, organizing dn kontroling
sehingga efektivitas dan efisiensi personalia dapat ditingkat kan semakasimal
mungkin. Memang hrus kita ketahui bahwa sukses tidaknya suatu perusahaan
/instansi tidak hanya tergantung dari kegiatan dalam bidang personalia ,
meskipun demikian peranan manajemen personalia cukup besar andilnya terhadap
sukses tidaknya perusahaan.
Untuk dapat mengembangkan manajemen
personalia maka kita harus sadar bahwa manusia bukanlah benda mati sebab
manusia mempunyai perasaan, mereka dapat gembira dan sakit hati , mereka dapat
senang dan susah , mereka bukan hanya memerlukan kebutuhan materi tetapi juga
mereka juga sering mengharapkan penghargaan dan pengakuaan .
Semua
fungsi manajemen saling terkait dan mempengaruhi satu dengan yang lain. Oleh
sebab itu fungsi manajemen personalia harus dilaksanakan oleh semua
manajer , baik mereka yang mengelola perusahaan besar maupun menjadi pemilik
perusahaan kecil.
B. RUANG LINGKUP MASALAH
Berdasarkan
latar belakang tersebut masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
A. PENGERTIAN
MANAJEMEN PERSONALIA
B. FUNGSI
MANAJEMEN PERSONALIA
C. PROSES MEKANISME
MANAJEMEN PERSONALIA
D. PEMBAGIAN
KERJA FUNGSI DAN LINGKUP MANAJEMEN PERSONALIA /HRD
E. TUJUAN DARI
PERUSAHAAN MEMBUTUHKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
F. PENGENDALIAN
PERSONALIA
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MANAJEMEN PERSONALIA
Istilah
personalia, personel atau kepegawaiaan mengandung arti keseluruhan orang-orang
yang berkerja pada suatu organisasi. Dengan demikian manajemen personalia
adalah manajemen yang menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal pegawai
atau personalia di dalam suatu organisasi.
Unutk lebih lengkapnya manajemen personalia itu dapat dirumuskan sebagai berikut: “Manajemen Personalia adalah seni dan ilmu memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tebnaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secar berdaya guna dan berhasil dan adanya kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
Unutk lebih lengkapnya manajemen personalia itu dapat dirumuskan sebagai berikut: “Manajemen Personalia adalah seni dan ilmu memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tebnaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secar berdaya guna dan berhasil dan adanya kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
Definisi lain
dari Manajemen Personalia:
Menurut Prof. Edwin B. Filippo,
manajemen personalia adalah “perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaantenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan,
dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat“.
Menurut T.
Hani Handoko, manajer personalia adalah “seorang manajer dan sebagai manajer
harus melaksanakan fungsi-fungsi dasarmanajemen tanpa
memperdulikan apapun hakekat fungsi operasional”.
B. FUNGSI
MANAJEMEN PERSONALIA
Menurut
Hasibuan (2000; 22), Fungsi-fungsi manajemen dibedakan atas fungsi manajerial
dan fungsi operasional.
1. Fungsi Manajerial yang meliputi :
a. Perencanaan
Perencanaan (human resources planning) adalah
merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan efektif
serta efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan ini untuk
menetapkan program kepegawaian.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk megorganisasi
semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, integrasi dan koordinasinya, dalam bagan organisasi (organization
chart). Organisasi yang baik akan membantu tercapainya tujuan secara efektif.
c. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan
semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif secara efisien dalam
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan
oleh pimpinan dengan kepemimpinannya, memerintah bawahan agar mau mengerjakan
semua tugasnya dengan baik.
d. Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan
mengendalikan semua karyawan agar mau mentaati peraturan-peraturan perusahaan
dan mau bekerja sesuai rencana. Bila terdapat penyimpangan atau kesalahan
diadakan tindakan perbaikan atau penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan ini meliputi kehadiran,
kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi
lingkungan pekerjaan.
2. Fungsi Operasional yang meliputi :
a. Pengadaan
Pengadaan (procrument) adalah proses penarikan,
seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu
terwujudnya tujuan.
b. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan
ketrampilan teknis, teoristik, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan
dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan
masa kini maupun masa depan.
c. Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa
langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada
karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip
kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi
kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman
pada batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal
konsistensi.
d. Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk
mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta
kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba,
karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.Pengintegrasian
merupakan hal penting dalam manajeman sumber daya manusia, karena mempersatukan
dua kepentingan yang bertolak belakang.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk
memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar
mereka bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan
program kesejahtraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta
berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
f. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi manajeman sumber daya
manusia yang terpenting demi terwujudnya tujuan yang maksimal. Kedisiplinan
adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan – peraturan perusahaan
dan norma – norma sosial.
g. Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan
kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh
keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan
sebeb – sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang – Undang Nomor 12 tahun
1964. Pada hakekatnya fungsi manajemen yang bersifat manajerial maupun
operasional dimaksudkan sebagai satu titik tolak dalam menjalankan tugas-tugas
manajemen sumber daya manusia, sehingga akhirnya tercapai tujuan dari
organisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan dapat melakukan
cara untuk memotivasi karyawan secara baik, sehingga akan mendorong prestasi
kerja dan mancapai tujuan organisasi.
3. Fungsi Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat
perhatian yang sungguh – sungguh dari manajer. Karena jika pemeliharaan
karyawan ini kurang mendapat perhatian, akibatnya semangat kerja, sikap dan
loyalitas karyawan menurun. Absensi dan turn over meningkat, disiplin akan
menurun, sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi dan pengintegrasian yang
telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang
tujuan perusahaan. Supaya karyawan bersemangat kerja, berdisiplin tinggi, dan
bersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan ini
mutlak mendapat perhatian manajer. Tidak mungkin karyawan bersemangat kerja dan
berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaannya, jika kesejahteraan mereka tidak
diperhatikan dengan baik.
Pengertian pemeliharaan (maintenance) menurut Hasibuan
(2000;176), adalah “usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik,
mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk
menunjangtercapainya tujuanperusahaan”.
Pemilihan metode yang tepat sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuai dan efektif dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Pemeliharaan keamanan, kesehatan dan sikap loyal karyawan hendaknya dengan metode yang efektif dan efisien supaya tercapai manfaat yang optimal.
Pemilihan metode yang tepat sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuai dan efektif dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Pemeliharaan keamanan, kesehatan dan sikap loyal karyawan hendaknya dengan metode yang efektif dan efisien supaya tercapai manfaat yang optimal.
Menurut Hasibuan ( 2000; 178 ), metode – metode
pemeliharaan terdiri dari:
1. Komunikasi
1. Komunikasi
2. Insentif
3. Kesejahteraan karyawan
4. Kesadaran dan keselamatan kerja
5. Hubungan industrial Pancasila
4. Insentif
Metode insentif yang adil dan layak merupakan daya
penggerak yang merangsang terciptanya pemeliharaan karyawan. Karena dengan
pemberian insentif karyawan merasa mendapat perhatian dan pengakuan terhadap
prestasi yang dicapainya, sehingga semangat kerja dan sikap loyal karyawan akan
lebih baik.
Peranan
manajemen personalia adalah mengintegrasikan tujuan perseorangan,
perusahaan maupun masyarakat.
Gambar Fungsi manajerial dan
operasional dalam mencapai tujuan perusahaan secara terpadu dari berbagai
kepentingan.
C. PROSES
MEKANISME MANAJEMEN PERSONALIA
Komponen MSDM dibedakan atas
1.
Pengusaha; sebagai
investor modal bagi perusahaan.
2.
Karyawan; menetapkan
rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai.
a.
Karyawan operasional
adalah setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya
sesuai dengan perintah atasan.
b.
Karyawan manajerial
adalah setiap orang yang berhak memerintah bawahannya untuk mengerjakan
sebagaian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan perintah. Karyawan
manajerial dibedakan atas :
Ü Manajer
lini : manajer yang diberi wewenang untuk mengarahkan pekerjaan bawahan dan
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Ü Manajer
staf : manajer yang membantu dan menasehati manajer lini.
3.
Pemimpin atau Manajer
adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk
mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut
dalam mencapai suatu tujuan.
Persamaan dan Perbedaan
manajemen personalia dan manajemen SDM adalah :
1. Persamaan
manajemen Personalia dan MSDM adalah keduanya merupakan ilmu yang mengatur
unsur manusia dalam suatu organisasi, agar mendukung terwujudnya tujuan.
2. Perbedaannya
:
a.
MSDM dikaji secara
makro (: tidak hanya menyangkut suatu proses dan sistem saja, tetapi secara
psikologi dan perilaku karyawannya) dan Manajemen personalia dikaji secara
mikro.
b. MSDM
menganggap bahwa karyawan adalah asset (kekayaan) utama organisasi, jadi harus
dipelihara dengan baik.
Manajemen
personalia adalah menganggap karyawan adalah faktor produksi, jadi harus
dimanfaatkan secara produktif.
Berbagai pendekatan
dalam manajemen SDM.
1.
Pendekatan SDM, yaitu
martabat dan kepentingan hidup manusia hendaknya tidak diabaikan agar kehidupan
karyawan layak dan sejahtera.
2.
Pendekatan Manajerial,
yaitu manajemen personalia adalah tanggung jawab setiap manajer, jadi prestasi
kerja dan kehidupan kerja setiap karyawan tergantung pada atasan langsungnya.
3.
Pendekatan Sistem,
yaitu suatu sistem yang terbuka dan terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan karena masing-masing saling mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan
eksternal.
4.
Pendekatan Proaktif,
yaitu meningkatkan kontribusinya kepada para karyawan, manajer dan organisasi
melalui antisipasinya terhadap masalah-masalah yang akan timbul.
Perubahan-perubahan dalam lingkungan MSDM menuntut SDM untuk
memainkan peranan yang lebih utama dalam organisasi, yang mencakup :
1. Keragaman
angkatan kerja yang terus tumbuh.
2. Perubahan
tehnologi yang cepat.
3. Globalisasi.
4. Perubahan-perubahan
dalam dunia kerja, seperti pergeseran kearah masyarakat jasa dan tekanan yang
terus berkembang pada pendidikan dan modal manusia.
Perubahan peran dari
MSDM dalam menyesuaikan diri dengan trend-trend yang terjadi saat ini, yaitu :
1. SDM
dan Pendorong produktivitas, artinya adalah dalam menciptakan suatu keunggulan
kompetitif dan efisiensi dan efektifitas organisasi.
2. SDM
dan Ketanggapan, organisasi harus tanggap terhadap inovasi produk dan perubahan
tehnologis.
3. SDM
dan Jasa, artinya gunakanlah praktik-praktik SDM yang progresif untuk membangun
komitmen dan semangat kerja karyawan.
4. SDM
dan Komitmen karyawan, artinya memberikan perhatian terhadap perlakuan adil
atas keluhan-keluhan dan hal-hal disipliner karyawan.
5. SDM
dan Strategi Perusahaan, artinya bahwa SDM tanggap terhadap perubahan-perubahan
lingkungan yang terjadi, sehingga dibutuhkan pembentukan tim kerja yang setia
dan trampil dalam menyusun strategi perusahaan.
Hubungan antara strategi dalam perusahaan multibisnis dapat
dirumuskan dalam 3 tipe, yaitu :
1. Strategi
korporasi : untuk mengidentifikasi ramuan bisnis yang akan dimasuki perusahaan.
2. Strategi
bersaing tingkat bisnis : mengidentifikasi bagaimana masing-masing bisnis
perusahaan akan bersaing.
3. Strategi
fungsional : mengidentifikasi bagaimana manufacturing, penjualan dan fungsi
lain dari unit akan menyumbangkan kepada strategi bisnis.
Sifat dari perencanaan strategis, yaitu :
1. Membangun
keunggulan bersaing : strategi bersaing mengarah kepada suatu posisi yang
mampu-laba dan mampu-dukung berhadapan dengan kekuatan yang menentukan
persaingan industri.
Ada
3 strategi untuk menciptakan keunggulan kompetitif (Michael Porter) :
w Overall
cost leadership : perusahaan berusaha menjadi pemimpin biaya rendah.
w Differentiation
: perusahan berupaya untuk menjadi unik dalam industrinya sepanjang dimensi
yang secara luas dihargai pembeli.
w Focus
: perusahaan berupaya untuk mencari niche market yang belum dilayani oleh
pesaing.
2. SDM
sebagai keunggulan bersaing : perusahaan berupaya untuk memperoleh angkatan
kerja yang bermutu tinggi.
Faktor-faktor lingkungan dalam keputusan personalia, yaitu :
1. Lingkungan
Eksternal organisasi, yaitu
(a). Tantangan
Teknologi; bertdampak melalui 2 cara : (1).
Dampak yang merubah industri secara keseluruhan, misal kemajuan transportasi
dan komunikasi meningkatkan mobilitas angkatan kerja. (2). Otomatisasi,
misalnya penggunaan komputer dalam perusahaan.
(b). Tantangan
Ekonomi; perubahan ekonomi berdampak pada
: permintaan akan karyawan baru, tumbuh dan berkembangnya
program-program pelatihan. Dari perubahan tersebut berdampak pada perusahaan
adalah peningkatan kerja, penawaran benefit yang baik, dan perbaikan kondisi
kerja.
(c). Keadaan
Politik dan Pemerintah; misalnya kebijakan pemerintah tentang UMP (upah minimum
propinsi), keputusan tentang PHK, dan lainnya.
(d). Tantangan
Demografis; misalnya perubahan tingkat pendidikan, umur, persentase penduduk
yang termasuk angkatan kerja.
(e). Kondisi
Geografis; misalnya perusahaan yang berlokasi di daerah terpencil, akan
mempengaruhi tingkat kompensasi karyawan.
(f). Kondisi
Sosial Budaya; misalnya banyaknya partisipasi tenaga kerja wanita, banyaknya
orang dengan mudah memperoleh pendidikan.
(g). Pasar
Tenaga Kerja; ada 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan pemenuhan kebutuhan
personalia perusahaan, yaitu : (1).
Reputasi perusahaan dimata angkatan kerja, (2). Tingkat pertumbuhan angkatan
kerja, (3). Tersedianya tenaga kerja dengan pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan.
(h). Kegiatan-Kegiatan
Para Pesaing; misalnya pembajakan para manajer, kenaikan gaji/tahun di suatu
bank akan berpengaruh pada bank-bank lainnya.
2. Lingkungan
Internal Organisasi, yaitu :
(a). Karakter
Organisasi, adalah : produk semua ciri organisasi : orang-orangnya,
tujuan-tujuannya, struktur organisasi, tehnologi, peralatan yang digunakan,
kebijakan, ukuran, umur, keberhasilan dan kegagalannya. Jadi, dalam
kegiatan-kegiatan personalia harus disesuaikan dengan karakter tersebut.
(b). Serikat
Karyawan; mempunyai tantangan nyata bagi organisasi yang memiliki organisasi
buruh, dan tantangan potensial bagi yang tidak memiliki serikat karyawan. Dalam
perusahaan yang mempunyai serikat karyawan, manajemen dan serikat mengadakan
perjanjian kerja yang mengatur berbagai prasyarat kerja.
(c). Sistem
Informasi mengenai data-data yang menyangkut karyawan perusahaan secara
terinci.
(d). Perbedaan
Individual Karyawan; misal perbedaan kepribadian, phisik, bakat dan
intelegensia.
(e). Sistem
Nilai Manajer dan Karyawan; misalnya time-off, scheduling kerja, atau disain
kerja.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan lingkungan organisasi,
manajemen personalia dan SDM dapat mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memonitor
lingkungan, untuk mengidentifikasi perubahan variabel lingkungan.
2. Mengevaluasi
dampak perubahan lingkungan.
3. Mengambil
tindakan-tindakan proaktif dari perubahan lingkungan yang terjadi
4. Mendapatkan
dan menganalisa umpan balik.
Pentingnya Tindakan-Tindakan Peluang Kerja Yang Sama |
|
|
Tindakan
|
Apa Yang Dilakukan |
|
Title
VII of 1964 Civil Rights Act, saat diamandemenkan
|
Melarang
diskriminasi karena ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, negara asal;
dilembaga EEOC (: Equal Employment Opportunity Commission / Komisi Peluang
Kerja yang Sama)
|
|
Executive
orders
|
Malarang
diskriminasi employment oleh majikan dengan kontrak federal senilai lebih
dari $10.000 (dan subkontraktor
mereka); mendirikan kantor pelaksanaan federal; menuntut tindakan program
afirmatif
|
|
Federal
Agency Guidelines
|
Menunjukkan
kebijakan yang meliputi diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, negara asal
dan agama, juga prosedur seleksi karyawan; sebagai contoh menuntut keabsahan
tes.
|
|
Keputusan
pengadilan tinggi : Griggs vs. Duke power Co.
|
Aturan
tentang persyaratan pekerjaan harus dikaitkan dengan keberhasilan pekerjaan;
bahwa diskriminasi itu tidak perlu terlalu jelas terbukti; bahwa pengajuan
bukti ada pada pihak majikan untuk membuktikan bahwa kualifikasi itu sah.
|
|
Equal
Pay Act of 1963
|
Undang-undang
pembayaran untuk pria dan wanita yang sama yang mejalankan pekerjaan yang
sama.
|
|
Age
Discrimination in Employment Act of
1967
|
Malarang
diskriminasi terhadap seseorang yang berusia 40 th atau lebih dibidang
pekerjaan apa pun karena usia
|
|
UU
lokal & negara bagian
|
Sering
mencakup organisasi yang terlalu kecil untuk dicakup undang-undang federal.
|
|
Vocational
Rehabilitation Act of 1973
|
UU
menuntut tindakan afirmatif untuk mempekerjakan dan mempromosikan orang-orang
cacat yang memenuhi persyaratan dan
melarang diskriminasi terhadap orang-orang yang cacat.
|
|
Pregnancy
Discrimination Act of 1978
|
Undang-undang
melarang diskriminasi dalam pekerjaan terhadap wanita hamil, atau yang dalam
kondisi terkait.
|
|
“Vietnam
Era Veterans” Readjusment Assistance Act of 1974
|
Undang-undang
menuntut tindakan afirmatif dalam pekerjaan untuk para veteran era perang
Vietnam.
|
|
Ward
Cove Vs Atonio Patterson Vs McLean Credit Union
|
Mempersulit
pembuktian sebuah kasus tentang yang tidak sah terhadap seorang majikan.
|
|
Martin
Vs Wilks
|
Memungkinkan
tingkat persetujuan diserang dan dapat membawa efek yang mengerikan pada
program tindakan afirmatif tertentu
|
|
American
With Disabilities Act of 1990
|
Memperkuat
kebutuhan akan paling banyak majikan untuk menciptakan akomodasi yang layak
karyawan penyandang cacat ditempat kerja; melarang diskriminasi.
|
Civil Rights Act of 1991 |
Membalikkan
keputusan Wards Cove, Patterson dan Martin; pengajuan bukti dikembalikan pada
majikan dan mengizinkan kerugian uang
kompensasi dan punitif untuk diskriminasi.
|
Peluang kerja yang sama (equal employment opportunity / EEO)
Vs Tindakan afirmatif.
1. Peluang
kerja yang sama bertujuan untuk memastikan bahwa siapa saja, lepas dari ras,
warna kulit, jenis kelamin, agama, negara asal, atau usia memiliki pekerjaan
yang sama berdasarkan pada kualifikasinya.
2. Tindakan
afirmatif berlangsung melebihi ‘EEO’ dengan menuntut majikan untuk melakukan
suatu upaya tambahan untuk mempekerjakan dan mempromosikan mereka dalam
kelompok yang dilindungi, yang mencakup dalam perekrutan, penyewaan, promosi
dan kompensasi)
Delapan langkah dalam sebuah tindakan afirmatif (berdasarkan
usulan EEOC), yaitu :
· Mengeluarkan
kebijakan tertulis mengenai peluang kerja yang sama.
· Mengangkat
seorang pejabat puncak yang diberi wewenang tentang tindakan afirmatif.
· Mengumumkan
kebijakan.
· Mensurvei
pekerjaan minoritas dan wanita sekarang.
· Mengembangkan
tujuan dan jadwal.
· Mengembangkan
dan mengimplementasikan program khusus untuk mencapai tujuan.
· Menetapakan
sebuah audit internal dan sistem laporan.
· Mengembangkan
dukungan dari program-program di dalam perusahaan dan masyarakat.
Dalam rencana merancang tindakan afirmatif terdapat 2
strategi dasar, yaitu :
1. Good
Faith Effort Strategy, yaitu : strategi employment yang diupayakan pada
mengubah praktik yang telah menyumbang pada masa lampau untuk menghilangkan
atau memanfaatkan kelompok yang dilindungi. Misalnya : memberikan program
latihan bagi kelompok minoritas agar dapat bersaing, atau memberikan jasa
pengasuh anak kecil bagi wanita yang melakukan kerja lembur.
2. Quota
strategy, yaitu strategi employment mengarahkan pada memadatkan hasil yang sama
seperti strategi upaya keyakinan yang baik melalui pembatasan tertentu dalam
mempekerjakan dan mempromosikan.
J O B A N A L Y S I S
Definisi analisis jabatan.
Analisis
jabatan adalah : prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan ketrampilan dari
suatu jabatan dan orang macam apa yang akan dipekerjakan untuk itu.
Analisa jabatan menghasilkan informasi tentang tuntutan
jabatan, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan :
1.
Uraian jabatan adalah :
suatu daftar tugas-tugas, tanggung-jawab, hubungan laporan, kondisi kerja, dan
tanggung-jawab ke penyelia suatu jabatan.
2.
Spesifikasi jabatan
adalah : suatu daftar dari “tuntutan manusiawi” suatu jabatan yakni :
pendidikan, ketrampilan, kepribadian dan lain-lain yang sesuai.
3.
Desain pekerjaan adalah
: fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau sekelompok karyawan
secara organisasional berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan organisasi,
teknologi dan keprilakuan.
Kegunaan dari
informasi analisis jabatan :
MemperkayaPekerjaan |
Training |
Promosi & Pemindahan |
WorkSimplification |
Uraian Jabatan
&
Spesifikasi
Jabatan
|
Recruitment & Selection |
Compensation |
JobEvaluation |
Performance Appraisal |
PerbaikanOrganisasi |
Placement |
Orientasi
&Induksi
|
Analisis Jabatan |
Langkah-langkah dalam analisis jabatan :
1. Menentukan
penggunaan hasil informasi analisis jabatan, misal untuk evaluasi jabatan /
rekrutmen.
2. Mengumpulkan
informasi tentang latar belakang (:bagan organisasi / proses, uraian kerja).
3. Menyeleksi
muwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan di analisis.
4. Mengumpulkan
informasi analisis pekerjaan, misalnya aktivitas pekerjaan, perilaku karyawan,
kondisi kerja.
5. Meninjau
informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya hakikat dan fungsi
pekerjaan.
6. Menyusun
uraian pekerjaan dan spesifikasi jabatan.
7. Meramalkan
/ memperhitungkan perkembangan perusahaan, misalnya perluasan pekerjaan, atau
penyederhanaan pekerjaan.
Ada 5 tehnik yang di gunakan untuk pengumpulan data analisis
jabatan :
1. Observasi,
yaitu : pengamatan visual secara langsung terhadap karyawan selam mereka
melakukan tugas-tugasnya.
2. Wawancara
langsung dengan karyawan.
3. Questioner
, yaitu dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada karyawan.
4. Buku
harian (diary/ logs) peserta, yaitu daftar harian yang dibuat karyawan mengenai
setiap kegiatan yang didalamnya mereka terlihat, lengkap dengan waktu dari
setiap kegiatan yang terjadi.
5. Kombinasi,
maksudnya adalah menggunakan lebih dari satu tehnik untuk mengumpulkan data.
Dalam uraian jabatan memuat tentang :
1. Identitas
jabatan, misalnya nama jabatan secara spesifikasi.
2. Ringkasan
jabatan, memuat tentang fungsi dan kegaiatan utamanya.
3. Hubungan,
tanggung jawab, dan kewajiban
4. Wewenang
dari pemegang jabatan.
5. Standar
kinerja.
6. Kondisi
kerja dan lingkungan fisik.
7. Spesifikasi
jabatan.
Elemen-elemen desain pekerjaan, yaitu :
1. Elemen
organisasional (menyangkut tentang efisiensi), yaitu :
w Pendekatan
mekanistik, berupaya mengidentifikasi setiap tugas agar dapat diatur untuk
meminimumkan waktu dan tenaga para karyawan.
w Aliran
kerja; tergantung pada produk / jasa, biasanya menentukan urutan dan
keseimbangan pekerjaan-pekerjaan.
w Praktek-praktek
kerja, yaitu : cara-cara pelaksanaan kerja yang ditetapkan.
2. Elemen
lingkungan, yaitu :
w Kemampuan
dan tersedianya karyawan, misalnya walaupun pengangguran tinggi, banyak yang
tidak diisi, karena tidak tersedia karyawan yang berkemampuan tersebut.
w Berbagai
pengharapan, misalnya karyawan yang berpendidikan tinggi mempunyai harapan
lebih tinggi.
3. Elemen
keprilakuan, yaitu :
w Otonomi,
yang berarti mempunyai tanggung-jawab atas apa yang dilakukan.
w Variasi
pekerjaan.
w Identitas
tugas.
w Umpan
balik.
R E K R
U I T M E N T and S E L E C T I O N
Definisi
rekruitment dari para ahli :
Werther and Davis |
T. Hani Handoko |
Malayu SP. Hasibuan |
|
“merupakan suatu proses penemuan
dan penerimaan dari pelamar-pelamar yang cakap untuk menempati suatu posisi
jabatan. Proses dimulai ketika perekrut mencari dan berakhir ketika mereka
menerima surat lamaran.”
|
“Rekrutmen adalah proses
mencari, menemukan dan menarik para pelamar yang kapabel untuk dipekerjakan
dalam dan oleh suatu organisasi.”
|
“Proses penarikan,
seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang
efektif dan efisien untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan.”
|
Kesimpulan
:
Rekrutmen adalah
aktivitas-aktivitas organisasi yang mempengaruhi sejumlah dan berbagai tipe
pelamar yang melamar suatu pekerjaan dan apakah pelamar menerima pekerjaan yang
ditawarkan tersebut.
Untuk memilih, menarik dan memperoleh tenaga kerja
dari dalam dan dari luar perusahaan, dipengaruhi oleh berbagai variabel adalah
:
1. Pengaruh
kebijaksanaan penarikan terhadap sikap dan tindakan para karyawan perusahaan.
2. Tingkat
spesialisasi yang diinginkan dari para karyawan.
3. Partisipasi
yang diinginkan dari para karyawan.
4. Diterimanya
prinsip senioritas.
5. Mobilitas
manajer dalam usaha memajukan perusahaan.
Tujuan dari rekrutmen adalah :
Menyediakan kelompok calon tenaga kerja
yang cukup banyak agar manajer dapat memilih karyawan yang mempunyai
kualifikasi yang mereka perlukan.Sony secara konsisten mencari insinyur
berbakat terbaik pada umumnya, dan mencari orang untuk mengisi lowongan khusus
dalam organisasi.
Metode Rekruiting
1.Metoda
rekrutmen internal.
a.Job
posting dan job bidding.
Job
posting adalah suatu prosedur untuk memberikan
informasi kepada karyawan tentang adanya posisi yang lowong dalam
organisasi/perusahaan.
Job
bidding adalah teknik/mekanisme yang memberikan
kesempatan kepada para karyawan yang percaya bahwa mereka memiliki kualifikasi
yang dibutuhkan-untuk melamar posisi yang lowong.
b. Referensi
pegawai lama.
c.Rencana
suksesi/penggantian.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam perekrutan internal :
a.Penempatan
dan Penawaran Pekerjaan.
b. Promosi
dan Transfer.
c.Kenalan
Tenaga Kerja Lama.
d. Merekrut
Mantan Karyawan dan Mantan Pelamar.
2. Metode eksternal
rekruitment
|
Penyediaan
Tenaga kerja
1.
Walks-in
2.
Penyerahan
tenaga kerja
3.
Iklan.
|
Referral Sources
1.
Dep.
Tenaga Kerja
2.
Perusahaan
Tenaga kerja Ahli
3.
Perusahaan
pencari tenaga ahli
|
Lembaga
Lainnya
1.
Lembaga
pendidikan
2.
Asosiasi
Profesional
4.
Organisasi
tenaga kerja
5.
Program
Pemerintah (BLKI)
6.
Operasi
di militer
|
Miscellaneous
1.Temporary help firms
2.Tenaga kerja kontrak
4.
Magang
5.
Tenaga
Kerja Indonesia .
|
Rekrutmen
eksternal dilakukan bila organisasi :
a. Perlu
mengisi jabatan-jabatan entry-level.
b. Memerlukan
keahlian atau keterampilan yang belum dimiliki.
c. Memerlukan
pekerjaan dengan latar belakang yang berbeda untuk mendapat ide-ide baru.
Kriteria keberhasilan
proses rekrutmen :
a.Jumlah
pelamar.
b. Jumlah
panggilan/penawaran.
c.Jumlah
yang diterima.
d. Jumlah
penempatan yang berhasil.
Cara-cara singkat untuk
menilai kemampuan seseorang yang disebut sebagai : Pseudosciences
(ilmiah semu). Diantaranya adalah :
1.
Phrenologi : menilai
kualitas dengan melihat bentuk kepala.
2.
Physiognomy : menilai
dengan memperhatikan bentuk muka.
3.
Astrology : menilai
dengan memperhatikan bentuk kelahiran, misalnya zodiac kelahiran.
4.
Pegmentation : menilai
dengan memperhatikan bentuk dan warna rambut, misalnya rambut kuning (blonde)
bersifat agresif, positif dan dominan.
5.
Graphology : menilai
dengan memperhatikan tulisan tangan.
Prosedur Pemilihan Tenaga Kerja.
1. Wawancara
pendahuluan; wawancara ini biasanya singkat dan berusaha untuk mengurangi para
pelamar yang nyata-nyata tidak memenuhi syarat. Pada tahap ini sudah dinilai
dari penampilan dan kemampuan berbicara.
2. Pengisian
formulir / blangko lamaran; dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan data
dari si pelamar.
3. Referensi;
penggunaan surat referensi masih menjadi bahan perdebatan. Namun, pada umumnya
referensi yang dipergunakan adalah : referensi tentang karakter; pekerjaan dan
sekolah.
4. Tes
psikologi; sifatnya sangat kompleks sehingga untuk perusahaan kecil tidak
digunakan tapi biasanya pada perusahaan besar.
5. Wawancara;
biasanya perusahaan pada tahap ini melakukan cara yang disebut “diskusi
kelompok dan kepemimpinan”. Pada diskusi tersebut para pelamar dikumpulkan
dalam satu ruang, kemudian diberikan persoalan dan kemudian diamati oleh tim
penilai cara mereka memecahkan masalah tersebut.
6. Persetujuan
atasan langsung; Tahapm ini diperlukan untuk disesuaikan dengan prinsip
hubungan line dan staff yang memungkinkan supervisor menerima atau menolak
pelamar tersebut.
7. Pemeriksaan
kesehatan; dilakukan oleh dokter, baik dari dalam atau dari luar perusahaan.
Hal ini untuk menghindari diterimanya karyawan yang sakit-sakitan.
8. Induksi
atau orientasi.
Proses seleksi adalah :
Serangkaian
langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau
tidak.
Dalam
banyak departemen personalia, penarikan dan seleksi biasanya disebut employment
function.
Faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi proses seleksi adalah :
1. Hukum/peraturan,
2. Kecepatan
pengambilan keputusan,
3. Hirarki
organisasi,
4. Jumlah
pelamar atau pasar tenaga kerja,
5. Jenis
organisasi (swasta, pemerintah, organisasi nirlaba),
6. Masa
percobaan.
|
Ketergantungan
Kegiatan-Kegiatan Manajemen Personalia Pada Proses Seleksi
|
Masukan-Masukan
Analisis Jabatan |
Rencana-Rencana
SDM
|
Rekruitment |
Proses
Seleksi
|
|
Orientation
Training
Development
Carier Plan
Evalusi
prestasi
Compensation
Perjanjian
Kolektif
Pengawasan
Personalia
|
Langkah-langkah
dalam proses seleksi pada umumnya, yaitu :
1.
Penerimaan pendahuluan; pelamar datang atau via surat
lamaran.
2.
Tes-tes penerimaan,
3.
Wawancara seleksi,
4.
Pemeriksaan referensi-referensi,
5.
Evaluasi medis (tes kesehatan),
6.
Wawancara oleh penyelia.
7.
Keputusan penerimaan
Sebuah tes atau instrumen seleksi yang baik harus memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
(a) Standarisasi,
(b) Obyektivitas,
(c) Norma,
(d) Reliabilitas,
(e) Validitas.
Kesalahan-kesalahan dalam wawancara, yaitu :
1. Halo
Effect adalah kesalahan pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang
pelamar dalam mengevaluasi terhadap ciri-ciri lain pelamar. Misalnya seorang
pelamar yang cantik, senyuman yang menarik atau ganteng diperlakukan sebagai
calon unggul.
2. Leading
Questions adalah pewawancara mengirim “telegram” jawaban yang diinginkan dengan
cara memberikan arah pertanyaan wawancara.
3. Personal
Biases adalah hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap kelompok-kelompok
tertentu. Misalnya “saya lebih menyukai personil penjualan yang berbadan
tinggi”
4. Dominasi
Pewawancara adalah pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk / hanya
bercerita kepada pelamar.
Jenis Tanggung Jawab Seleksi.
|
Unit
Sumber Daya Manusia
|
Manajer
|
|
ó
Menyediakan
penerimaan awal pekerjaan.
ó
Melakukan
penyaringan wawancara awal.
ó
Mengelola
tes-tes pekerjaan yang sesuai.
ó
Memperoleh
informasi mengenai latar belakang dan referensi.
ó
Merekomendasikan
calon-calon terbaik pada para manajer unuk seleksi akhir.
ó
Mengatur
ujian fisik pekerjaan jika dibutuhkan.
ó
Mengevaluasi
keberhasilan proses seleksi.
|
ó
Daftar
permintaan tenaga kerja dengan kualifikasi spesifik untuk mengisi posisi yang
dibutuhkan.
ó
Partisipasi
dalam proses seleksi yang sesuai saja.
ó
Wawancara
akhir para calon.
ó
Membuat
keputusan akhir, mengacu pada saran dari spesialis sumber daya manusia.
ó
Menyediakan
informasi lanjutan yang dibutuhkan dari individu-individu yang terpilih.
|
D E V E L O P M E N T
Definisi Orientasi :
Sebuah prosedur
untuk memberikan karyawan baru informasi tentang latar belakang perusahaan.
Definisi Latihan (training) :
Suatu program
untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan tehnik pelaksanaan kerja
tertentu, terinci dan rutin.
Tujuan utama dari latihan dan pengembangan adalah :
Untuk menutup
“gap” antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan.
Untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran
kerja yang telah ditetapkan.
Beberapa hal yang tercakup dalam program orientasi :
1. Masalah
Organisasional :
- Sejarah singkat organisasi - Kebijaksanan
&aturan perusahaan.
- Organisasi perusahaan - Peraturan-peraturan
disiplin.
- Nama dan jabatan para direktur - Prosedur
keamanan.
- Jabatan karyawan dan departemen - Buku
pedoman karyawan.
- Layout fasilitas fisik - Proses produksi.
- Periode percobaan - Lini
produk atau jasa yang dibuat.
2. Perkenalan
:
- Dengan Penyelia (atasan). -
Dengan rekan sekerja.
- Dengan para pelatih. - Dengan
bagian bimbingan karyawan.
3. Tunjangan-tunjangan
karyawan :
- Skala pengupahan atau penggajian -
Asuransi
- Cuti dan liburan -
Program pensiun.
- Jam istirahat -
Pelayanan organisasi terhadap
para karyawan
- Latihan dan pendidikan - Program rehabilitasi
- Konseling.
4. Tugas-tugas
jabatan :
- Lokasi
pekerjaan - Fungsi jabatan.
- Tugas-tugas pekerjaan -Sasaran pekerjaan
- Kebutuhan keamanan -Hubungan dengan pekerja-pekerja
lain
Lima langkah dalam pelatihan dan proses pengembangan
1. Analisa
kebutuhan :
1.Identifikasikanlah
ketrampilan-ketrampilan kinerja jabatan yang akan diperbaiki.
1.Analisis
audiens, bahwa program sesuai dengan tingkat pendidikan, ketrampilan, sikap dan
motivasi karyawan.
2. Rancangan
instruksional :
2.Kumpulkan
sasaran instruksional, media, gambaran, metode dan urutan dari isi, contoh,
latihan dan kegiatan.
2.Pastikanlah
semua bahan untuk pelatihan telah disiapkan sesuai dengan sasaran yang telah
ditetapkan.
3. Keabsahan
:
3.Perkenalkanlah
dan syahkanlah pelatihan dihadapan para audiens.
4. Implementasi
4.Doronglah
keberhasilan dengan lokakarya melatih-pelatih yang berfokus pada penyajian ketrampilan
selain isi pelatihan.
5. Evaluasi
dan tindak lanjut.
Tujuan pengembangan :
1. Produktifitas
kerja; untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas semakin baik karena
meningkatkan technical skill, human skill, dan managerial skill.
2. Efisiensi;
meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku dan ke-ausan mesin-mesin yang
dapat mengurangi pemborosan.
3. Kerusakan;
mengurangi kerusakan barang, produksi dan mesin dalam melaksanakan pekerjaan.
4. Kecelakaan;
untuk mengurangi jumlah biaya pengobatan dan kesehatan karyawan.
5. Pelayanan;
peningkatan pelayanan terhadap konsumen semakin baik.
6. Moral;
karyawan semakin bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
7. Karier;
meningkatakan keahlian, prestasi, dan ketrampilan untuk menjadi lebih baik.
8. Konseptual;
meningkatkan kecakapan kecepatan dalam pengambilan keputusan.
9. Kepemimpinan; meningkatkan cara dalam perencanaan,
pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap karyawan lebih baik.
10. Balas
jasa (gaji, benefit dan insentif); meningkatkannya balas jasa maka prestasi kerja
semakin baik.
11. Konsumen;
semakin baik dalam pelayanan dan kualitas produk yang dihasilkan.
Jenis-jenis
pengembangan, yaitu :
1. Pengembangan
secara informal, yaitu : karyawan atas keinginan dan usahanya sendiri melatih
dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada
hubungannya dengan pekerjaan dan jabatan.
2. Pengembangan secara formal yaitu : karyawan ditugaskan
perusahaan untuk mengikuti pendidikan dan latihan, baik yang dilakukan
perusahaan maupun yang dilakukan oleh lembaga pendidikan atau pelatihan.
Teknik-teknik latihan dan pengembangan :
1.
On the job training
method (Metode praktis), adalah : metode dimana
karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung seorang
“pelatih” yang berpengalaman. Biasanya
menggunakan praktik-praktik :
w Rotasi jabatan,
yaitu memberikan pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi yang berbeda dan
berbagai ketrampilan manajerial.
w Latihan
instruktur pekerjaan, dengan cara diberikan petunjuk secara langsung tentang
pelaksanaan pekerjaan mereka sekarang.
w Magang
(Apprenticeships), merupakan proses belajar dari seorang / beberapa orang yang
berpengalaman.
w Coaching,
penyelia atau atasan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada karyawan dalam
pelaksanaan kerja rutin mereka.
w Penugasan
sementara, merupakan penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk
jangka waktu yang ditetapkan.
2.
Off the job training
method, adalah pendekatan teknik presentasi
informasi, bertujuan untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau ketrampilan
kepada para peserta. metode yang biasa digunakan adalah :
a.
Metode presentasi
informasi, adalah untuk mengajarkan
berbagai sikap, konsep atau ketrampilan kepada para peserta.. metode yang
digunakan, yaitu :
w Kuliah
adalah metode yang bersifat pasif dan tradisional yang menyampaikan informasi,
banyak peserta dan biaya relatif murah.
w Presentasi
video adalah metode pelengkap yang melalui media, seperti TV, films, slide dan
sejenisnya.
w Metode
konferensi, yaitu : metode yang berorientasi pada diskusi tentang masalah atau
bidang minat baru yang telah ditetapkan sebelumnya.
w Programmed
instruction, yaitu : metode yang menggunakan sistem mengajar atau komputer untuk mempelajari topik kepada
peserta dan merinci serangkaian dengan umpan balik langsung pada penyelesaian
setiap langkah.
w Studi
sendiri adalah teknik yang menggunakan modul tertulis, kaset atau video tape
dan biasanya para karyawannya tersebar.
b. Metode
Simulasi, yaitu pendekatan dimana karyawan /
peserta latihan menerima presentasi tiruan (artificial) suatu aspek organisasi
dan diminta untuk menanggapinya seperti pada keadaan yang sebenarnya. Metode
b.simulasi
yang biasa digunakan adalah ;
w Metode
studi kasus, adalah deskripsi tertulis situasi pengambilan keputusan nyata
disediakan.
w Role
playing merupakan teknik suatu peralatan yang memungkinkan para karyawan untuk
memainkan berbagai peran yang berbeda.
w Business
games adalah suatu simulasi pengembilan keputusan skala kecil yang sesuai
dengan kehidupan bisnis nyata.
w Vestibule
training, adalah suatu teknik yang dilaksanakan oleh pelatih-pelatih khusus
dengan area terpisah dibangun dengan berbagai jenis peralatan sama seperti yang
akan digunakan pada pekerjaan yang sebenarnya.
w Latihan
laboratorium adalah suatu teknik bentuk latihan kelompok yang digunakan untuk
mengembangkan ketrampilan antar pribadi.
w Program-program
pengembangan eksekutif adalah program latihan yang diselenggarakan di perguruan
tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan teknik-teknik latihan dan pengembangan, yaitu :
1. Efektifitas biaya.
2. Isi program yang dikehendaki.
3. Kelayakan fasilitas-fasilitas.
4. Preferensi dan pengetahuan peserta.
5. Preferensi dan kemampuan instruktor atau pelatih.
6. Prinsip-prinsip belajar.
Beberapa tantangan pengembangan SDM yang merupakan faktor
dalam mempertahankan karyawan yang efektif, yaitu :
1. Keusangan
(Obsolescence) terjadi bila seorang karyawan tidak lagi mempunyai pengetahuan
atau kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan efektif. Tanda-tanda
keusangan yaitu : sikap yang kurang tepat, prestasi yang menurun, atau prosedur
kerja yang ketinggalan jaman.
2. Perubahan
sosioteknis dan teknologi, misalnya penggunaan mesin-mesin otomatis, perubahan
sikap budaya tentang tenaga kerja wanita.
3. Perputaran
tenaga kerja; keluar-masuknya karyawan akan berpengaruh pada sistem kerja
perusahaan, sehingga pengembangan karyawan harus setiap saat.
Langkah-langkah dalam evaluasi program latihan dan
pengembangan, yaitu :
1.
Kriteria evaluasi.
2.
Tes pendahuluan.
3.
Para karyawan dilatih
atau dikembangkan.
4.
Tes purna (post-test).
5.
Transfer atau promosi.
6.
Tindak lanjut.
Penilaian prestasi
kerja menurut Andrew F. Sikula adalah:
Evaluasi
yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan
ditujukan untuk pengembangan.
Tujuan dan kegunaan
penilaian prestasi kerja karyawan :
1. Sebagai
dasar untuk promosi, demosi, separation, dan penetapan balas jasa.
2. Mengukur
kesuksesan dalam pekerjaannya.
3. Untuk
mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan pekerjaan.
4. Untuk
mengevaluasi program pelatihan dan keefektifitasan jadwal kerja, metode kerja,
struktur organisasi, kondisi kerja, gaya pengawasan dan peralatan kerja.
5. Sebagai
indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan.
6. Untuk
meningkatkan motivasi kerja dan alat pengembangan kecakapan karyawan.
7. Sebagai
alat untuk mengobservasi perilaku bawahan.
8. Untuk
menilai kelemahan atau kekurangan dari karyawan dan organisasi dimasa lampau.
9. Sebagai
kriteria menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
Standarisasi penilaian
prestasi kerja dibedakan atas 2 hal yaitu :
1. Tangible
standard, yaitu : sasaran yang dapat ditetapkan alat ukurnya. Standar ini
dibagi atas :
a.
Standar fisik terbagi
atas : standar kuantitas (Kg, meter); standar kualitas (baik-buruk); dan
standar waktu (jam, hari dan bulan).
b. Standar
uang terbagi atas : standar biaya, standar penghasilan, dan standar investasi.
2. Intangible
standar, yaitu : sasaran yang tidak dapat ditetapkan alat ukurnya, misalnya
loyalitas,kesetiaan, partisipasi, perilaku dan dedikasi karyawan terhadap
perusahaan.
Unsur-unsur yang dinilai, yaitu :
|
M Kesetiaan
/ loyalitas.
M Prestasi
kerja
M Kejujuran
M Kedisiplinan
M Kreativitas
M Kerjasama
|
M Kepribadian
M Prakarsa
M Kecakapan
M Tanggung
jawab
M Kepemimpinan
|
Metode-metode penilaian prestasi kerja
1. Metode
penilaian berorientasi masa lalu, yaitu :
a.
Rating scale adalah
suatu metode yang bersifat subyektif dengan skala tertentu dari yang paling
rendah sampai yang tinggi yang didasarkan pendapat penilai, yang membandingkan
hasil pekerjaan karyawan dengan faktor-faktor (kriteria) yang dianggap penting
terhadap pelaksanaan kerja tersebut.
b. Checklist
adalah penilai memilih kalimat atau kata yang menggambarkan prestasi kerja dan
karakteristik karyawan, kemudian diberi bobot pada item-item yang berbeda pada
checklist.
c.
Metode peristiwa kritis
adalah : penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan penilai yang
menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya
dengan pelaksanaan kerja.
d. Field
review method adalah : metode yang melakukan peninjauan langsung ke lapangan
membantu para penyelia dalam penilaian.
e.
Tes dan observasi
prestasi kerja bisa didasarkan pada tes ketrampilan dan pengetahuan secara
tertulis atau peragaan ketrampilan.
f.
Metode evaluasi
kelompok; metode ini berguna untuk pengambilan keputusan tentang keputusan
kenaikan upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan.
v Metode
ranking adalah penilai membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan lain
untuk menentukan siapa yang lebih baik, kemudian menempatkan karyawan dalam
urutan yang terbaik sampai yang terjelek.
v Grading
or Forced distributions; pada metode ini penilaian memisah-misahkan atau
“menyortir” para karyawan kedalam klasifikasi yang berbeda.
v Point
allocation method merupakan bentuk lain dari metode grading. Penial diberikan
sejumlah nilai total untuk dialokasikan pada karyawan dalam kelompok.
2. Metode-metode
penilaian berorientasi masa depan yang berorientasi pada masa lalu.
a) Penilaian
diri (Self-appraisals)
b) Penilaian
psikologis (psychological appraisals)
c) Pendekatan
Management By Objektives (MBO)
d) Tehnik
pusat penilaian (Assessment centers technical)
Istilah-istilah dalam
perencanaan karier :
Karier
adalah :
Seluruh
pekerjaan (jabatan) yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja
seseorang.
Jalur
karier adalah :
Pola
pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk karier seseorang.
Sasaran
karier adalah :
Posisi
diwaktu yang akan datang dimana seseorang “berjuang” untuk mencapainya sebagai
bagian dari kariernya.
Perencanaan
karier adalah :
Proses
melalui mana seseorang memilih sasaran karier dan jalur ke sasaran tersebut.
Pengembangan
karier adalah :
Peningkatan-peningkatan
pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karier.
Kerangka perencanaan
dan pengembangan karier :
Perencanaan
Karier
|
Jalur-jalur
Karier
|
Sasaran-Sasaran
Karier
|
Pengembangan Karier |
Umpan Balik
Beberapa manfaat yang diperoleh bila departemen personalia
terlibat dalam perencanaan karier adalah :
1 Mengembangkan
karyawan yang dapat dipromosikan
1 Menurunkan
perputaran karyawan.
1 Mengungkapkan
potensi karyawan.
1 Mendorong
pertumbuhan
1 Mengurangi
penimbunan.
1 Memuaskan
kebutuhan karyawan.
1 Membantu
pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui.
Dalam prakteknya departemen personalia mendorong perencanaan
karier dengan 3 cara, yaitu :
1. Pendidikan
karier, contoh : pidato pengarahan, edaran-edaran dan memorandum dari manajer
puncak.
2. Informasi
pada perencanaan karier, contoh deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan.
3. Konseling
karier.
D. PEMBAGIAN KERJA FUNGSI DAN
LINGKUP MANAJEMEN PERSONALIA ATAU HRD
Pembentukan fungsi Personalia atau
HRD sebenarnya saat ini lebih di munculkan disesuaikan dengan kebutuhan dan
ruang lingkup perusahaan. Jika sebuah perusahaan dalam membagi fungsi tugasnya,
yang biasa tertuang dalam struktur organisasi tidak begitu kompleks, maka untuk
pengelolaan SDMnya cukup di kelola oleh fungsi personalia. Karena keputusan
untuk pengelolaan SDM masih sepenuhnya menjadi tanggung jawab pucuk pimpinan.
Dan jika perusahaannya cukup besar,
dimana secara Struktur Organisasi banyak fungsi yang dikelola maka pengelolaan
SDMnya sudah selayaknya di kelola oleh fungsi HRD. Dimana fungsi tersebut sudah
memiliki kewenangan untuk mengelola SDM perusahaan. Sehingga pucuk pimpinan
sudah tidak begitu direpoti lagi dengan hal-hal yang terkait SDM.
Tetapi dibentuknya fungsi / unit
Personalia atau HRD tidak berarti bahwa segala aktivitas mengenai fungsi
personalia hanya dikerjakan oleh unit personalia atau HRD.
Atau ada harapan jika sebagian dari
aktivitas fungsi personalia atau HRD didelegasi kepada masing-masing manajer
termasuk kepada kepala departemen (bagian atau seksi). Sehingga masing-masing
kepala (Manajer) berfungsi sebagai personalia, hal tersebut lebih memudahkan
perusahaan untuk melakukan kontrolnya.
E. TUJUAN DARI PERUSAHAAN MEMBUTUHKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen
Sumber Daya Manusia akan semakin penting bagi organisasi, dimana jika
persoalannya sudah menyangkut ketersediaan tenaga berbakat dalam rangka
menunjang rencana pertumbuhan bisnis organisasi. Hal tersebut seiring juga
bahwa saat ini sudah diakuinya tenaga kerja menjadi salah satu Sumber Daya yang
penting bagi perusahaan.
Seperti contoh
di bawah ini yang menggambarkan bahwa pengelolaan dari sumber daya manusia saat
ini sangat diperlukan, karena jika tidak maka kita akan tertinggal atau bahkan
terlewati oleh kompetitor.
Jadi sebenarnya
keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen langsung maupun tidak langsung
akan berdampak pada sumber daya manusia, sehingga jelas bahwa pengelolaan
sumber daya manusia juga akan mempengaruhi keputusan dari pihak manajemen.
Oleh sebab itu
pengelolaan Sumber Daya Manusia menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap
organisasi yang sedang berkembang. Ditambah lagi fungsi pengelolaan sumber daya
apakah yang paling cocok untuk mengelola organisasi yang sedang dijalankan,
personalia atau HRD.
Jadi sebenarnya
inti dari pemilihan antara personalia dan HRD adalah kembali lagi kepada
kebutuhan organisasi itu sendiri, seberapa besar organisasi tersebut akan
berkembang.
Seperti jika
kita memilih personalia, maka harus dipastikan bahwa didalam organisasi lebih
mudah untuk di kontrol oleh pucuk pimpinan, karena seluruh kebijakan secara
100% masih dipegang oleh pucuk pimpinan. Sehingga organisasi yang digambarkan
terkesan tidak begitu rumit, dan pengelolaannya juga hanya bersifat administratif
saja, seperti personnel file, absensi, ijin, payroll, dll.
Begitu juga
jika kita melihat dari kacamata HRD, secara umum pengeloaannya juga sudah
berbeda, dimana untuk fungsi recruitment sampai dengan pengembangannya sudah
harus dikelola oleh satu fungsi. Selain itu terkait dengan kewenangan dan dalam
hal pengelolaan fungsi sudah terdelegasikan pada penanggung jawab fungsi
tersebut. Organisasi yang berjalan pun juga cenderung cukup besar, sehingga
dalam setiap pengelolaannya dibutuhkan orang lain, tidak bisa semata-mata di
handle oleh pucuk pimpinan.
Jika kembali
dilihat kembali berdasarkan fungsi antara fungsi Personalia dengan HRD pada
dasarnya harus disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan dan memiliki 4
(empat) peran penting yang di jalankan secara bersamaan oleh seorang pengelola
SDM, antara lain :
- Sebagai mitra strategis yang menekankan pada aspek strategis dan berkenaan dengan proses-proses yang ada dalam organisasi. inilah yang disebut wilayah Manajemen Sumber Daya Manusia (strategis).
- Sebagai agen perubahan yang menekankan pada aspek strategis dan berkenaan dengan unsur orang-orang yang ada dalam organisasi. inilah yang disebut wilayah Pengembangan SDM atau HRD (Human Resource Development).
- Sebagai pemerhati karyawan yang menekankan pada aspek operasional dan berkenaan dengan unsur orang-orang yang ada dalam organisasi. inilah yang disebut wilayah Hubungan Industrial.
- Sebagai ahli administratif yang menekankan pada aspek operasional dan berkenaan dengan proses-proses yang ada dalam organisasi. inilah yang disebut wilayah Manajemen Personalia.
Sehingga dengan begitu sebuah
perusahaan tidak akan kehilangan fungsi yang seharusnya yaitu fungsi pengelola
SDM, baik personalia maupun HRD.
F. PENGENDALIAN PERSONALIA
Pengendalian personalia membangun kecenderungan alami
karyawan untuk mengendalikan atau memotivasi diri mereka sendiri. Pengendalian
personalia menjalankan 3 tujuan dasar. Pertama, pengendalian personalia
mengklarifikasikan harapan. Pengendalian personalia membantu memastikan bahwa
setiap karyawan memahami apa yang diinginkan oleh organisasi. Kedua,
pengendalian personalia membantu memastikan bahwa setiap karyawan dapat
melakukan pekerjaan dengan baik, bahwa mereka memiliki semua kemampuan (sebagai
contoh pengalaman, kepintaran) dan sumberdaya (sebagai contoh informasi dan
waktu) yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Dan ketiga,
pengendalian personalia meningkatkan kemungkinan bahwa setiap karyawan akan
terdorong untuk pengawasan diri sendiri. Pengawasan diri sendiri adalah paksaan
sekarang ini yang alami yang mendorong kebanyakan karyawan untuk ingin
melakukan pekerjaan dengan baik, untuk berkomitmen terhadap tujuan organisasi
secara alami. Pengawasan diri sendiri efektif karena kebanyakan orang memiliki
hati nurani yang menuntun mereka melakukan apa yang benar dan mampu memperoleh
perasaan yang positif dari meghormati diri sendiri dan kepuasan terhadap diri
sendiri ketika mereka melakukan pekerjaan dengan baik dan melihat organisasi
mereka berhasil.
Tiga metode utama dari penerapan
pengendalian personalia adalah: (1) pemilihan dan penempatan karyawan, (2)
pelatihan, dan (3) pendesainan pekerjaan dan ketentuan dari
sumberdaya-sumberdaya yang penting.
Pemilihan dan penempatan
Menemukan orang yang tepat untuk melakukan tugas tertentu
dan memberikan mereka baik lingkungan kerja yang bagus dan
sumberdaya-sumberdaya yang penting dapat dengan jelas meningkatkan peluang
sebuah pekerjaan akan dilakukan dengan semestinya. Perusahaan mencurahkan waktu
dan usaha untuk pemilihan dan penempatan karyawan, dan sebuah literatur yang
besar mendeskripsikan bagaimana tugas-tugas ini seharusnya dilakukan dengan
baik.
Pelatihan
Pelatihan adalah cara umum yang lain untuk membantu
memastikan bahwa karyawan-karyawan melakukan pekerjaan dengan baik. Pelatihan
dapat menyediakan informasi yang berguna mengenai hasil atau tindakan apa yang
diharapkan dan bagaimana memberikan tugas agar dapat dikerjakan dengan baik.
Pelatihan juga dapat memiliki pengaruh motivasional yang positif karena para
karyawan dapat diberikan rasa profesionalisme yang lebih baik, dan mereka
sering kali lebih tertarik untuk bekerja dengan baik dalam tugas-tugas yang
dipahami dengan lebih baik.
Pendesainan kerja dan syarat
dari sumberdaya-sumberdaya yang penting
Cara lain untuk membantu karyawan bertindak dengan tepat
dengan memastikan pekerjaan yang didesain adalah mengizinkan para karyawan yang
bermotivasi dan berkualifikasi sehingga memiliki kemungkinan yang tinggi untuk
berhasil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah menulis laporan ini,maka
dapat disimpulkan hal-hal berikut diantaranya :
1.
Manajemen Personalia
adalah seni dan ilmu memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tebnaga kerja
sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secar berdaya guna
dan berhasil dan adanya kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
2. Fungsi –
fungsi Manajemen Personalia :
·
Fungsi Manajerial
·
Fungsi Operasional
·
Fungsi Pemeliharaan
3. Faktor
Lingkungan dalam keputusan personalia :
·
Lingkungan Eksternal Organisasi
·
Lingkungan Internal Organisasi
4. Manfaat
Personalia terlibat dalam perencanaan karir.
·
Mengembangkan karyawan yang dapat
dipromosikan
·
Menurunkan perputaran karyawan
·
Mengungkapkan potensi karyawan
·
Mendorong pertumbuhan
·
Mengurangi penimbunan
·
Memuaskan kebutuhan karyawan
·
Membantu pelaksanaan rencana-rencana
kegiatan yang telah disetujui
5. Tiga Metode
utama penerapan pengendalian personalia.
·
Pemilihan dan penempatan
·
Pelatihan
·
Pendesainan kerja dan syarat dari
sumberdaya-sumberdaya yang penting
B. SARAN
Setelah melaksanakan proses
pembuatan makalah ini,ada beberapa hal yang penulis tuliskan sebagai masukan.
Adapun saran – saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dalam
pembuatan makalah ini sebaiknya kita juga bisa dapat mengerti tentang manajemen
personalia dalam organisasi
2.
Dalam proses penyusunan
personalia, para manajerial harus benar-benar memperhatikan bagaimana latar
belakang pribadi, bakat dan minat, sikap dan kebutuhan, kemampuan (skill), dan
kesehatan dari setiap calon ataupun yang sudah menjadi bagian dari personalia.
DAFTAR
PUSTAKA
Handoko,T
Hani.1984.Manajemen, edisi kedua.Yogyakarta : BPFE
Handoko, T.
Hani.1985. Manajemen Personalia dan
Sumberdaya Manusia.Liberty
Heidjrachman
Ranupandojo dan Suad Husnan.1999.Manajemen Personalia.Yogyakarta: BPFE
Panggabean,Mutiara
S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia
Filippo,
Edwin B. Prof. 1988. Manajemen Personalia, edisi keenam, Jakarta :
Erlangga

Tidak ada komentar:
Posting Komentar